ANALISIS WACANA KRITIS THEO VAN LEEUWEN TERHADAP PEMBERITAAN FAHRI HAMZAH PADA PORTAL BERITA DETIK.COM DAN KOMPAS.COM
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menganalisis strategi eksklusi pada portal berita Detik.com dan Kompas.com dalam memberitakan Fahri Hamzah, (2) mendeskripsikan dan menganalisis strategi inklusi pada portal berita Detik.com dan Kompas.com dalam memberitakan Fahri Hamzah, dan (3) mendeskripsikan dan menganalisis perbandingan strategi eksklusi dan inklusi pada portal berita Detik.com dan Kompas.com. Subjek penelitian ini adalah media siber Detik.com dan Kompas.com, sedangkan objek penelitian ini adalah strategi eksklusi dan inklusi dalam pemberitaan kasus Fahri Hamzah. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dari awal Mei hingga data jenuh (tidak terdapat data baru). Data-data yang memenuhi kriterialah yang akan digunakan. Oleh karena itu, pemilihan berita ini didasarkan pada teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kartu data. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis wacana kritis Theo van Leeuwen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) strategi eksklusi lebih banyak digunakan oleh portal berita Kompas.com, (2) strategi inklusi lebih banyak digunakan portal berita Detik.com dalam mengonstruksikan pemberitaannya, (3) baik Detik.com maupun Kompas.com sama-sama menggunakan strategi eksklusi dan inklusi dalam mengonstruksikan pemberitaan dengan persentase yang berbeda. Simpulan dari hasil penelitian adalah Kompas.com cenderung menggunakan strategi eksklusi (pasivasi) (54,55%) dengan tujuan menyembunyikan subjek/pelaku dalam pemberitaan. Di sisi lain, Detik.com cenderung menggunakan strategi inklusi (indiferensiasi-diferensiasi) dalam memproduksi beritanya (24%) dengan tujuan memberikan keterangan tambahan untuk memperjelas garis batas antara dua pihak yang diberitakan. Berdasarkan simpulan tersebut, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu: (1) pembaca agar lebih kritis dan cermat dalam memilah informasi, (2) pemilik media diharapkan dapat memproduksi berita dengan lebih berimbang, (3) peneliti lain dapat melakukan penelitian sejenis pada media lain dan juga terhadap fokus pemberitaan lain, (4) penelitian selanjutnya dapat dilakukan oleh peneliti di luar bidang bahasa, seperti komunikasi, sosial, bahkan politik.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.